Cost And Benefit Melakukan Hedging (Lindung Nilai)
15 March 2017
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:
Rinny Tirtajaya, S.E.
Dalam istilah financial sering kita mendengar kata hedging. Apakah hedging itu? Hedging adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang investor untuk mengurangi atau menghilangkan suatu sumber resiko. Dengan hedging maka investor akan mengurangi risiko yang ada pada valasnya.
Hedging ada berbagai cara, misalnya bila memiliki piutang dollar yang konsisten (cash inflow dollar) maka akan dibuat transaksi cash outflow dollar, antara lain meminjam dari bank dalam bentuk dollar. Jadi bila nilai kurs dollar turun, nilai asset yang dimiliki (piutang) turun, tapi nilai hutang (liabilities) juga turun. Perlu dipertimbangkan juga bahwa dengan melakukan hedging terdapat biaya, sehingga perlu ditinjau cost & benefitnya. Bila exposure valas kita relatif kecil terhadap keseluruhan aset perusahaan, atau biaya hedging justru lebih besar dari potential loss, ya mungkin tidak perlu dilakukan proteksi.
Banyak orang yang masih kesulitan untuk memahami istilah hedging ini hanya dengan membaca pengertiannya saja, mari kita masukkan dalam contoh yang lebih simple: si A berjualan pecel di Singapura. Akan tetapi sayur-mayurnya harus diimpor dari Batam. Buat si A, pendapatan yang dia dapat adalah dalam bentuk dollar singapura, sedangkan salah satu biaya produksi utamanya (sayuran) dibayar dalam bentuk rupiah. Dalam kondisi ini, si A memiliki resiko – yaitu resiko kurs mata uang. Seandainya tiba-tiba saja mata uang Singapura jatuh dan rupiah tetap kokoh, maka si A akan sangat rugi karena tiba-tiba biaya produksinya jauh lebih mahal dari pendapatannya – kecuali kalau si A pulang kampung dan jualan di Indonesia saja. Untuk mengurangi atau menghilangkan resiko ini, si A bisa melakukan hedging. Salah satu cara-nya adalah dengan membeli kontrak berjangka (forward contract) di bank – di mana dalam kontrak itu si A akan membeli rupiah sebesar Rp6.000 per dollar singapura 1 bulan dari sekarang, terlepas dari berapa kurs rupiah 1 bulan dari sekarang. Di sini, si A mengunci kurs saat ini juga. Seandainya tiba-tiba dollar singapura jatuh dan 1 dollar singapura bernilai Rp3.000, si Atetap bisa mendapat Rp6.000 per dollar Singapura. Bagaimana kalau hal sebaliknya terjadi? 1 bulan lagi tiba-tiba rupiah jatuh dan 1 dollar singapura bernilai Rp15.000? Si A tetap harus beli Rp6.000 per dollar Singapura.