Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Audit Investigatif Dengan Teknik Audit

21 March 2016
Category: AUDIT
Penulis:         Dhea Tiza Marathani, S.E.
Audit Investigatif Dengan Teknik Audit

Pengertian Audit

Audit merupakan suatu proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Audit General

Audit umum merupakan suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan PABU. Pemeriksaan tersebut harus memperhatikan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia yang telah disahkan oleh IAI.

Dalam audit atas laporan keuangan, tujuannya adalah memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Hasil audit ini ditunjukkan oleh bentuk opini, seperti unqualified opinion, qualified opinion, disclaimer opinion, atau adverse opinion

Auditor dalam audit atas laporan keuangan, berpikir mengenai teknik observasi perhitungan. Misalnya, persediaan barang sekedar untuk melihat kecocokkan jumlah fisik dan jumlah administrasi. Selama jumlah kedua informasi ini cocok, auditor tidak akan komplain.

Teknik audit yang memanfaatkan teknik-teknik audit yang sudah dikenal oleh auditor selama ini yaituaudit atas laporan keuangan, perbedaannya adalah tujuan dan ruang lingkup.

Audit Investigatif

Audit investigatif merupakan audit yang dilakukan dalam upaya untuk mengungkapkan adanya indikasi kuat terjadinya kecurangan yang berakibat kepada kerugian yang diderita oleh pihak-pihak terkait baik berupa suatu institusi maupun terhadap perorangan. Adapun proses yang dilalui memiliki target agar terselesaikannya berbagai indikasi kepada suatu kejelasan dan ketetapan secara hukum atas tindak kecurangan.

Audit investigatif lebih dalam dan tidak jarang melebar ke audit atas hal-hal yang tidak disentuh oleh opini audit. Audit investigatif diarahkan kepada pembuktian ada atau tidak adanya fraud dan perbuatan melawan hukum. Meskipun tujuan opini audit berbeda dari audit investigatif, teknik auditnya sama. Hal yang berbeda hanyalah penerapan yang lebih intens dalam audit investigatif. Penerapan teknik yang lebih mendalam, kadang-kadang melebar, dengan fokus pada pengumpulan bukti hukum untuk menentukan apakah seseorang melakukan fraud atau tidak.

Tujuan audit investigatif adalah mengumpulkan bukti-bukti yang dapat diterima oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau mengumpulkan bukti hukum dan barang bukti sesuai dengan hukum acara atau pembuktian yang berlaku.

Jika auditor dalam audit investigatif memanfaatkan teknik observasi misalnya, perhitungan persediaan barang untuk menentukan apakah persediaan barang

tidak terlalu banyak, dibandingkan dengan jumlah pesanan ekonomis. Ia melihat potensi fraud dalam pengadaan barang yang berlebihan.

Teknik Audit

Teknik audit adalah cara-cara yang dipakai dalam mengaudit kewajaran penyajian laporan keuangan. Hasil dari penerapan audit adalah bukti audit. Ada lima, yang dirinci dalam bentuk kata kerja bahasa Indonesia, dengan jenis bukti auditnya yang dapat digunakan untuk teknik fraud investigatif, yakni:

    1.Memeriksa fisik dan Mengamati

    2.Meminta informasi lisan atau tertulis dari auditee dan konfirmasi

    3.Memeriksa dokumen

    4.Review analitikal

    5.Menghitung kembali

Kalau tenik-teknik audit itu diterapkan dalam audit umum, maka bukti audit yang berhasil dihimpun akan mendukung pendapat auditor independen. Dalam audit investigatif, teknik-teknik audit tersebut eksploratif.

Memeriksa Fisik Dan Mengamati

Memeriksa fisik lazimnya diartikan sebagai perhitungan uang tunai, kertas berharga, persediaan, aset tetap, barang berwujud lainnya. Untuk audit investigatif, penulis tidak membedakan pemeriksaan fisik dan pengamatan. Dalam kedua teknik ini investigator menggunakan inderanya, untuk mengetahui dan memahami sesuatu.

Meminta Informasi Dan Konfirmasi

Meminta informasi baik lisan maupun tertulis pada auditee, merupakan prosedur yang biasa dilakukan auditor. Seperti dalam audit, juga dalam audit investigatif, permintaan informasi harus dibarengi, diperkuat, atau dikolaborasi dengan informasi dari sumber lain dengan cara lain. Permintaan informasi sangat penting, dan juga merupakan prosedur yang normal dalam suatu audit investigatif. Dalam audit investigatif kita harus memperhatikan apakah pihak ketiga mempunyai kepentingan dalam audit investigatif. Dalam kasus tender pengadaan barang, permintaan konfirmasi dari penyuplai yang cenderung melindungi pejabat, perlu diperkuat. Misalnya, dengan konfirmasi dari Dirjen Bea dan Cukai, jika barang tersebut diimport.

Membandingkan Anggaran Dengan Realisasi

Hasil dari membandingkan data anggaran dan realisasi dapat mengindikasikan adanya fraud. Hal yang perlu dipahami di sini adalah mekanisme pelaksanaan anggaran, evaluasi atas pelaksanaan anggaran, dan insentif yang terkandung dalam sistem anggarannya.

Dalam entitas yang merupakan profit center atau revenue center, pejabat tertentu menerima insentif sesuai dengan keberhasilan yang diukur dengan pelampauan anggaran. Investigator perlu mengantisipasi kecenderungan realisasi penjualannya dibuat tinggi. Penjualan kredit dan pengiriman barang secara besar-besaran pada akhir tahun merupakan indikasi mengenai hal itu. Pengembalian barang sesudah akhir tahun memperkuat indikasi adanya fraud.

Insentif tidak perlu berupa insentif keuangan seperti bonus. Mempertahankan seseorang bisa menjadi suatu insentif. Misalnya, dalam perusahaan yang berkecimpung di bidang teknologi, dewan komisaris berupaya menjatuhkan anggota direksinya dengan mempertanyakan mengapa anggaran modal untuk mendatangkan peralatan berteknologi tinggi belum juga direalisasi. Investigator perlu memahami kepentingan tersebut.

Hubungan Antara Satu Data Keuangan Dengan Data Keuangan Lain

Beberapa akun, baik dalam suatu maupun beberapa laporan keuangan, dapat mempunyai keterkaitan yang dapat dimanfaatkan untuk reviu analitikal. Contoh: angka penjualan dengan piutang dan persediaan rata-rata, angka penjualan dengan bonus bagian penjualan, penghasilan bunga dengan saldo rata-rata tabungan.

Menggunakan Data Non Keuangan

Inti dari reviu analitikal adalah mengenal pola hubungan, relationship pattern. Pola hubungan ini tidak mesti hanya antara satu data keuangan dengan data keuangan lain. Dalam bisnis perkebunan ada hubungan jumlah pupuk yang dipergunakan dengan hasil produksi atau panen, angka masukan ataupun keluaran dinyatakan dalam satuan non keuangan, seperti jumlah ton untuk pupuk dan sawit.

Reviu analitikal sering dilakukan dengan hitungan cepat untuk menunjukkan keganjilan. Seorang bankir mencatat informasi yang diterimanya dari calon debiturnya. Dengan cepat ia menentukan bahwa pabrik berkapasitas besar di lokasi yang terisolasi, tidak akan dapat beroperasi karena bahan bakunya tidak akan cukup. Semua data untuk membuat kesimpulan tersebut dia peroleh selama makan siang dengan calon debiturnya.

Menghitung Kembali

Menghitung kembali tidak lain dari mengecek kebenaran perhitungan. Ini prosedur yang sangat lazim dalam audit. Biasanya tugas ini diberikan kepada seseorang yang baru mulai bekerja sebagai auditor yang berada di kantor akuntan.

Dalam audit investigatif, perhitungan yang dihadapi umumnya sangat kompleks, didasarkan atas kontrak atau perjanjian yang rumit, mungkin sudah terjadi perubahan dan renegoisasi berkali-kali dengan pejabat yang berbeda. Perhitungan ini dilakukan oleh investigator yang berpengalaman.

Kesimpulan

Terdapat perbedaan antara ruang lingkup atau intensitas antara audit general dan audit investigatif. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor mengumpulkan bukti audit untuk memberikan reasonable assurance atau keyakinan yang memadai. Audit investigatif lebih dalam dan lebih luas dari audit atas laporan keuangan, karena bukti hukum dan barang bukti yang dikumpulkan akuntan forensik, akan diuji dalam persidangan. Pengujian inilah yang akan menentukan apakah bukti dan barang bukti ini dapat menjadi bukti yang dapat memberikan keyakinan kepada majelis hakim.

   For Further Information, Please Contact Us!