Penentuan Transfer Pricing
04 January 2016
Category: MANAGEMENT SYSTEM
Penulis:
Natassia Irene, S.E.
Transfer pricing adalah harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisi dalam 1 perusahaan untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division) dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini pengertian transfer pricing dibatasi hanya pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba.
Tujuan transfer pricing:
1.Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan timbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2.Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita perusahaan yaitu meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan.
3.Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha secara individual.
4.Mudah dimengerti dan dikelola sebagai suatu sistem penentuan harga.
Menentukan Transfer Pricing
Prinsip dasar transfer pricing adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut diual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan, hanya sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini.
Metode Penentuan Transfer Pricing:
1.Market-Based Transfer Prices
Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh keuntungan, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya. Kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak dijual di pasaran. Tetapi jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan harga pasar.
2.Cost-based Transfer Prices
Perusahaan menggunakan cost-based transfer prices atas dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa. Kelemahan penggunaan metode ini adalah :
-Pertama, penggunaan biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar.
-Kedua, divisi penjual tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan variable cost dan fixed cost.
3.Negotiated Transfer Prices
Apabila tidak ada harga di pasaran, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Negotiated transfer prices memiliki beberapa kelebihan :
-Pertama, pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi.
-Kedua, manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Rumus Umum:
Harga Transfer = Biaya Penuh + Laba
Biaya Penuh bisa memakai 3 pendekatan:
1.Pendekatan Full Costing
2.Pendekatan Variabel Costing
3.Pendekatan Activity Based Costing
Jadi, transfer pricing adalah komponen dibutuhkan perusahaan untuk mengetahui harga jual yang dilakukan antar divisi tetapi harus dalam satu perusahaan. Ada tiga metode yang digunakan dalam penentuan transfer pricing. Namun, perusahaan harus bijak dalam menentukan metode yang digunakan agar harga jual antar divisi tersebut mempunyai harga yang tepat, dan bisa meningkatkan laba perusahaan.