Teknik Peramalan Dalam Bisnis
23 November 2015
Category: ACCOUNTING
Penulis:
Fenny Wati Sofyan, S.E.
Di dalam mengelola perusahaan, sangat banyak hal-hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah meramalkan apa yang terjadi masa depan. Di akhir tahun 2015 ini, kita harus menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yaitu sebuah kesepakatan di antara anggota ASEAN untuk perdagangan bebas. Banyak sekali pihak yang berpengaruh terhadap MEA ini. Bagaimana peramalan di masa yang akan datang? Tidak ada yang akan tahu bagaimana peramalan di masa yang akan datang, namun perusahaan perlu tahu bagaimana melakukan peramalan agar perusahaan sudah memahami resiko yang akan dihadapi dan sudah mempersiapkan cara-cara untuk menangani hal tersebut.
Sebelum kita melangkah untuk melakukan peramalan, ada beberapa jenis masa depan antara lain:
1.Potential Future, merupakan situasi masa depan yang mungkin dapat terjadi.
2.Plausible Future, merupakan situasi masa depan atas dasar asumsi akan terjadi apabila policy maker tidak terintervensi.
3.Normative Future, merupakan situasi masa depan yang seharusnya terjadi.
Dalam membuat peramalan, kita harus memahami situasi masa depan yang mempengaruhi bisnis kita. Situasi masa depan ini dapat dipengaruhi oleh kebijakan secara intern, juga kebijakan secara ekstern. Jika secara intern, maka pengusaha masih dapat melakukan control atas hal tersebut dan dapat disebut sebagai potential future. Namun jika itu secara eksternal, maka hal tersebut dapat kita asumsikan sebagai plausible future.
Setelah kita mengetahui beberapa jenis situasi masa depan yang akan terjadi, dalam membuat ramalan, ada beberapa metode yang bisa digunakan yaitu:
1.Metode Ekstrapolatif
Peramalan dengan menggunakan data masa lalu dan masa kini. Biasanya dalam bentu time series. Biasanya untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi, kependudukan, konsumsi energi, beban kerja. Metode ini berdasar pada asumsi: persistensi (tetap berlanjut masa lalu dan masa depan), keteraturan (tren nya berulang), dan realibilitas dan validitas data.
2.Peramalan Teoretik
Asumsi didasarkan pada sebab akibat yang terkandung dari berbagai teori.
3.Peralaman Pendapat
Meramalkan kondisi masa depan dengan cara mensistensikan pendapat para ahli.
Dalam melakuakn peramalan, ketiga metode ini dapat dikombinasikan sehingga mampu menghasilkan ramalan yang tidak jauh berbeda dengan kenyataan yang akan terjadi. Berikut ini adalah contoh ramalan perkembangan bisnis di Indonesia pada tahun 2016 dari beberapa bidang:
1.Bidang Properti
Para pengembang akan dihadapkan pada titik terendah pasar properti di tahun 2015. Selain disebabkan karena munculnya beberapa kebijakan pemerintah yang memberatkan pengusaha, suku bunga yang tinggi juga mengakibatkan konsumen enggan untuk membeli properti pada tahun 2015 ini.
Dengan adanya MEA, terdapat beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh para pengembang bisnis, antara lain dengan membuat apartemen untuk ekspatriat yang akan bekerja di Indonesia dan juga akan banyak kawasan perkantoran yang dibutuhkan oleh banyak perusahaan khususnya perusahaan asing yang membuka kantor di Indonesia. Banyak yang memprediksi jika bidang property yang akan berkembang adalah kelas menengah karena di segmen kelas menengah terbayang dengan pajak yang cukup memberatkan yang ditetapkan oleh pemerintah
2.Bidang Ekonomi
Pada tahun 2016, pemerintah Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 5,3%. Perekonomian AS diprediksi pulih dan tumbuh tinggi serta ekonomi Eropa pun mulai pulih kembali. Namun, yang harus diwaspadai pada tahun depan yakni kondisi China yang diprediksi akan mengalami pelambatan dari 6,8% menjadi 6,3%. Hal ini juga akan berakibat pada ekonomi di Indonesia karena dari segi ekspor impor Indonesia dan Cina memiliki hubungan yang sangat kuat. Prediksi pemerintah yang lain adalah: laju inflasi 3-5 persen, tingkat bunga SPN 3 bulan 4-6 persen, nilai tukar rupiah Rp12.700-Rp13.100/dolar AS, harga minyak mentah Indonesia 60-80 dolar AS per barel, 'lifting' minyak 830-850 ribu barel per hari, dan 'lifting' gas 1,1-1,2 juta barel setara minyak per hari.
Dari bidang property, dapat kita lihat bahwa peramalan ini dapat disebut peramalan teoritik. Ramalan di bidang property ini lebih menekankan kepada sebab dan akibat yang akan terjadi di bidang property sehingga mampu mendapatkan asumsi bahwa di tahun 2016 yang akan datang, ada beberapa peluang untuk pengembangan, namun ada beberapa keterbatasan akibat peraturan yang disebabkan oleh peraturan pemerintah.
Dari bidang ekonomi, peramalan ini dilihat peramalan ini mengkombinasikan ketiga metode peramalan yang ada. Dengan metode eksploratif, maka kita mengumpulkan data-data kuantitatif yang ada di periode sebelumnya sebagai bahan evaluasi dari kita. Setelah itu, melihat hubungan sebab akibat terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan data yang ada di periode sebelumnya. Semua hal ini dikombinasikan dengan peramalan pendapat, di mana para ahli sangat banyak yang membicarakan tentang keadaan ekonomi di masa yang akan datang.
Setelah melakukan peramalan yang akan datang, maka perusahaan dapat menganalisa resiko-resiko yang mungkin ditimbulkan dari keadaan di masa yang akan datang. Resiko ini dianalisa dan kemudian dicari bagaimana meminimalkan resiko yang akan terjadi. Memang susah untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan, namun hal ini cukup berguna bagi perusahaan agar mampu bersiap menghadapi kemungkinan yang terburuk.
Semoga bermanfaat!