Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Eight To Five, Apakah Masih Eksis?

16 October 2015
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:         Liviani Suryanata, S.Psi.
Eight To Five, Apakah Masih Eksis?

Sudah tidak asing lagi bagi para pekerja, bahwa ‘8 to 5’ adalah jam kerja dimana tidak bisa diganggu gugat. Namun, apakah saat ini masih berlaku? Setiap orang pasti pernah mengalami, berkat kemajuan teknologi, bekerja bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Walaupun telah diatur di peraturan ketenagakerjaan mengenai jam kerja, namun mari kita amati lagi bagaimana dengan jam kerja yang di masa kini mulai bergeser ke arah jam kerja fleksibel, mengutamakan hasil daripada kehadiran di kantor? Berdasarkan hasil survey terhadap 1000 pekerja yang dilakukan oleh CareerBuilder, sebanyak 63% pekerja menyatakan bahwa konsep ‘8 to 5’ adalah konsep yang sudah ‘jadul,’ karena mereka sulit untuk meninggalkan kantor secara psikologis. Tuntutan lain di luar pekerjaan membuat mereka kerap tak hadir secara penuh walau fisik berada dikantor. Kebanyakan pekerja ini juga mengakui bahwa mereka kerap kali bekerja lagi di luar waktu kerja yang sudah ditentukan alias overtime karena baru merasakan tune-in ketika menjelang jam pulang kerja.

“Berpindah dari konsep kerja ‘8 to 5’ akan tidak memungkinkan bagi beberapa perusahaan, namun jika dapat dijalankan dengan benar, membiarkan para pekerja kebebasan dan fleksibilitas dalam menentukan jam kerja mereka dapat meningkatkan semangat kerja mereka, meningkatkan produktivitas dan meningkatkan tingkat retensi,” ungkap Rosemary Haefner, selaku Chief of Human Resource Officer CareerBuilder.

Lalu bagaimana sebaiknya jam kerja yang fleksibel dapat diterapkan di perusahaan yang sudah menerapkan jam kerja konvensional? Langkah awal mungkin dapat dilakukan upaya menyampaikan kepada pimpinan, tentunya dengan terlebih dahulu membuat kalkulasi dengan data-data kehadiran yang ada. Kemudian diskusikan dengan pimpinan dampak positif dan negatif dari analisa dan perhitungan tersebut, kemudian berikan saran dan usulan dengan melampirkan dasar hukum Undang-undang dan aturan perusahaan yang ada serta jika memungkinkan sampaikan pula risiko-risiko apa yang timbul dari kebijakan saat ini berdasarkan fakta dan data lapangan.

Bagi karyawan bekerja dengan jam kerja fleksibel jelas mendukung work-life balance mereka dengan baik. Kualitas hidup karyawan bisa jadi meningkat dengan adanya jam kerja yang fleksibel. Selain itu flexible-time juga dapat meningkatkan hubungan antara manajer dan karyawan di perusahaan tersebut. Dengan memberikan kebijakan waktu tadi, karyawan merasa dihargai dan diperlakukan dengan baik.

Keuntungan lainnya adalah pekerja biasanya akan memberikan waktu kerja yang lebih banyak untuk perusahaannya. Survei keseimbangan kerja menunjukkan bahwa mereka yang rutin bekerja di rumah lebih mungkin untuk bekerja berjam-jam. Karyawan yang bekerja secara fleksibel lebih mempunyai inisiatif kerja dan tidak bergantung dengan perintah perusahaan.

Penelitian lain menyampaikan bahwa jam kerja fleksibel juga berpengaruh terhadap kualitas kerja pekerja. Karyawan yang dibolehkan bekerja secara fleksibel biasanya lebih puas dengan pekerjaan mereka dan jarang mengeluh atau meratapi ‘kesengsaraan’ pekerjaan mereka. Hal itu juga dikarenakan dukungan dari manajer lini terhadap mereka.

Permasalahannya Adalah?

Masih setengah dari manajer di perusahaan yang memberikan jam fleksibel merasa tidak cocok dengan jam kerja operasional perusahaan, sementara hampir sepertiga dari mereka menganggap bahwa itu akan menambah tekanan kerja mereka. Namun anehnya, lebih dari seperempat manajer yang merasa tidak ada kendala dalam flexible working namun tidak menawarkan hal itu kepada karyawan.

Dan hasil yang nyata terhadap bisnis memang belum sepenuhnya dibuktikan oleh flexibel working. Sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana menerapkan aturan waktu kerja yang fleksibel. Mungkin hal ini tidak cukup dengan hanya membuat pengaturan tanpa mempertimbangkan bagaimana cara kerja antara karyawan, tim, maupun organisasi secara keseluruhan. Yang lebih penting lagi bagaimana membuat perubahan gaya kerja manajemen yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

   For Further Information, Please Contact Us!