Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

CONTROLLING FACTORY OVERHEAD

20 July 2018
Category: ACCOUNTING
Penulis:         Girindra Wardana, A.Md
CONTROLLING FACTORY OVERHEAD

Dalam disiplin ilmu akuntansi manajemen, dikenal sebuah biaya yang disebut factory overhead/FOH (Biaya Overhead Pabrik).Factory Overheadyaitu semua biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik ini merupakan salah satu unsur pokok dalam menentukan harga pokok-produk. Biaya overhead pabrik ini terdiri dari Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (BTKTL), Biaya Bahan Penolong (BBP), penyusutan dan amortisasi, biaya reparasi dan pemeliharaan aset tetap, biaya listrik dan air, biaya asuransi serta BOP lain-lain.

Biaya overhead pabrik merupakan salah satu jenis biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan produk atau barang yang lazimnya aktivitas pembuatan produk atau aktivitas produksi dilakukan oleh perusahaan manufaktur. Apa itu perusahaan manufaktur? Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya membeli bahan mentah dan mengolahnya sampai menjadi produk jadi yang siap untuk dipasarkan kepada konsumen yang menjadi target pemasaran perusahaan.

Banyaknya kendala dalam menentukan BOP ini menjadi permasalahan tersendiri dalam pencatatan akuntansi. Biaya-biaya overhead pabrik ini bisa terjadi secara teratur, bisa juga terjadi secara tidak menentu dalam waktu satu periode serta banyak macamnya sehingga kadang perusahaan kesulitan dalam menentukan apakah biaya overhead pabrik yang dikeluarkan telah sesuai dengan anggaran atau malah terjadi ketidakefisienan. Hal inilah yang membuat perusahaan kesulitan melacak ke mana biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga berakibat pada meruginya perusahaan.

Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan dibuatnya anggaran untuk setiap periode akuntansi, namun belum bisa memecahkan masalah pertanggungjawaban atas biaya produksi yang dikeluarkan. Namun permasalahan biaya overhead pabrik ini dapat dipecahkan dengan melakukan pembagian pabrik menjadi beberapa departemen atau bagian, sehingga biaya overhead yang dikeluarkan juga bisa dipilah berdasarkan tiap bagian pabrik. Adapun tujuan dari pembagian pabrik menjadi beberapa departemen ini adalah untuk lebih meningkatkan ketepatan dalam memperhitungkan biaya produksi serta meningkatkan pengendalian mengenai siapa yang bertanggungjawab terhadap biaya overhead pabrik.

Dengan penetapan tarif yang berbeda di setiap departemen, perhitungan biaya overhead menjadi lebih akurat. Dengan adanya pembagian departemen ini maka perhitungan biaya overhead pabrik bisa dilakukan dengan lebih tepat. Jadi diperlukan rencana anggaran pada tiap-tiap departemen sehingga akan dapat diketahui jika terdapat selisih biaya yang signifikan. Dengan pembagian pabrik menjadi beberapa departemen, perhitungan biaya produksi akan lebih baik dan efisien. Pembagian departemen ini membuat tiap departemen bertanggung jawab pada biaya overhead yang dikeluarkan di departemen tersebut.

Langkah pertama penentuan tarif BOP departemen adalah menyusun anggaran BOP departemen produksi dan anggaran biaya departemen jasa.Anggaran BOP departemen produksi dan biaya departemen jasa terdiri atas anggaran biaya langsung dan biaya tidak langsung, baik yang bersifat variabel maupun tetap. Contoh biaya langsung adalah supervisor, bahan penolong, pemeliharaan, bahan bakar dan telepon, karena pemakaiannya dapat ditelusuri langsung melalui alat pengukur. Contoh biaya tidak langsung adalah depresiasi gedung yang dipakai bersama-sama oleh beberapa departemen. Depresiasi gedung tersebut dialokasikan pada setiap departemen berdasarkan luas lantai.

Langkah kedua adalah menetapkan dasar alokasi biaya departemen jasa. Dasar alokasi biaya departemen jasa tergantung pada pemicu biayanya. Contoh: departemen listrik menggunakan dasar alokasi konsumsi kwh departemen pengguna, departemen kafetaria yang banyak menggunakan tenaga karyawan dasar alokasi yang sesuai adalah jumlah karyawan atau jam kerja karyawan.

Langkah ketiga adalah mengalokasikan biaya departemen jasa pada departemen produksi. Biaya departemen produksi yang digunakan untuk menghitung tarif meliputi biaya yang terjadi di departemen tersebut ditambah dengan biaya alokasi dari departemen jasa. Langkah keempat adalah menghitung tarif BOP departemen produksi dengan cara membagi BOP departemen setelah alokasi dengan dasar pembebanan setiap departemen.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Biaya Overhead Pabrik atau BOP, yaitu semua biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Apabila biaya overhead pabrik dapat dikendalikan dengan baik maka laporan keuangan khususnya bentuk laporan harga pokok produksi dapat disusun dengan akurat dan terhindar dari manipulasi. Pengendalian Biaya Overhead Pabrik ini dapat dilakukan melalui segmentasi biaya dengan membentuk lini produksi ke dalam departemen-departemen yang memetakan proses produksi secara keseluruhan.

   For Further Information, Please Contact Us!