Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

CHALLENGES PEKERJA MANDIRI BERKIPRAH DI TAHUN 2018

13 June 2018
Category: SECRETARY
Penulis:         Annisa Lupita Rachmi, S.E.
CHALLENGES PEKERJA MANDIRI BERKIPRAH DI TAHUN 2018

Memasuki tahun 2018 persaingan pasar dipastikan semakin ketat dengan berbagai produk dan jasa yang ditawarkan. Perusahaan mau tidak mau harus mengevaluasi kualitas produk atau jasa yang diberikan kepada konsumen dan memastikan produk atau jasa yang diberikan mampu bersaing di pasar. Selain itu, perusahaan harus mampu menilai kelebihan produk pesaing, sehingga bisa membuat gebrakan pada produk atau jasa yang ditawarkan, agartetap mampu bersaing. Para pelaku usaha harus benar-benar total dalam persaingan jika ingin usahanya terus berlangsung.

Dengan kondisi pasar yang semakin tidak menentu, serta percepatan yang terjadi di segala lini, membuat pelaku bisnis harus terus “berbenah” dalam berbagai aspek. Selain strategi pemasaran, kualitas produk/jasa yang ditawarkan, tentunya kualitas pegawai juga menjadi sorotan yang terus harus dibenahi. Meskipun saat ini, teknologi telah merambah berbagai bisnis, sehingga semua menjadi lebih efisien dan efektif, namun peranan sumber daya manusia sebagai analis mutlak tetap diperlukan.Salah satu ciri pegawai yang saat ini diperlukan untuk berkiprah di dunia bisnis yang agile adalah karyawan yang mampu bekerja secara mandiri. Mengapa demikian? Kemandirian karyawan tentunya sarat hubungannya dengan inisiatif dan kreativitas. Karyawan yang mandiri akan menjadi “asset” perusahaan karena mereka akan berorientasi pada output yang menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang.

Kemandirian dapat diartikan perilaku seseorang untuk hidup dengan usaha sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Seseorang yang mandiri biasanya mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya tanpa meminta bantuan kepada orang lain. Kemandirian hampir sama halnya dengan kreatif mencari solusi permasalahan dengan sendirinya. Karyawan yang mandiri bisa melakukan tugas-tugasnya tanpa harus disuruh atau diingatkan oleh atasan. Ketika melamar pekerjaan, terkadang ada kriteria “Can work under minimum supervision” atau “mampu bekerja dengan tingkat supervisi yang minimal”. Hal itu bisa diartikan bahwa dalam bekerja, mampu melakukan sendiri pekerjaannya dengan baik sesuai target yang diberikan perusahaan/atasan tanpa harus diberikan pengarahan secara detail dari atasan. Dengan kata lain, perusahaan membutuhkan karyawan yang mandiri.

Untuk mengetahui perusahaan memiliki karyawan mandiri dengan cara melihat karyawan tersebut mandiri mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan hati yang jernih, kepala dingin tanpa menimbulkan masalah baru. Dia juga mampu menghadapi segala sesuatu dengan ketelitian. Karyawan yang mandiri selalu percaya diri dan menatap kedepan dengan optimis dan tidak bergantung kepada orang lain. Bekerja mandiri membentuk diri kita menjadi karyawan yang lebih bertanggung jawab, baik untuk diri sendiri, atasan, rekan, bawahan dan lingkungan sekitar. Kemandirian dalam bekerja bisa meliputi belajar mencari metode baru sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien, melakukan pekerjaan rutin secara on time dengan hasil yang memuaskan, dan bisa mencari solusi atas permasalahan yang ditemui di lingkungan pekerjaan.

Bekerja mandiri juga menuntut kita untuk menjadi manusia yang kreatif, karena segala permasalahan harus segera diselesaikan, dengan menentukan alternatif solusi. Bekerja mandiri menuntut kita untuk bisa membuat keputusan yang baik, maka secara tidak langsung anda akan memiliki sikap bertanggung jawab. Ketika membuat suatu keputusan, kita harus mampu menanggung resikonya entah baik atau buruk. Tanggung jawab dalam pekerjaan dapat berupa perencanaan pekerjaan, penyelesaian sesuai target kerja, mengkoordinasikan permasalahan yang timbul dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan.

Kemandirian pasti terkait dengan kedewasaan seseorang (maturity). Semakin dewasa dan semakin tinggi posisi, karyawan seharusnya semakin mandiri ketika bekerja. Namun demikian kedewasaan/kematangan belum tentu berbanding lurus dengan usia. Kadangkala, orang yang masih relatif muda sudah terbiasa mandiri dan sebaliknya orang yang secara umur sudah lebih tua bisa jadi berperilaku sebaliknya.

Selain karyawan yang langsung bersinggungan dengan klien, sekretaris sebagai bagian supporting juga diharuskan untuk bekerja secara mandiri. Walaupun perkembangan teknologi semakin maju, namun “sentuhan” dan pemikiran sekretaris tetap dibutuhkan. Dengan perkembangan bisnis, sekretaris dituntut untuk mampu menjadi karyawan yang multitasking. Misalnya, sekretaris biasanya hanya supporting saja, kedepannya sekretaris dituntut untuk mampu “menjual” produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Berikut kami paparkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian seseorang:

1.Faktor Kesadaran

Faktor kesadaran akan tanggung jawab kepada pekerjaan memegang peran yang penting. Dalam kondisi tertentu, kita tidak dibekali sistem kerja yang detail atau memang berada dalam sebuah perusahaan baru dan belum memiliki sistem kerja yang memadai. Namun, dengan memiliki kesadaran tersebut, kita akan mencoba memaksimalkan potensi yang kita miliki untuk mewujudkan peran dan tanggung jawab tersebut. Seringkali kita harus berinisiatif terhadap hal-hal yang belum diatur dalam perusahaan.

2.Faktor Sistem

Dalam perusahaan yang sudah memiliki sistem yang baik, terlebih lagi perusahaan dengan level multinasional, semua hal sudah dijabarkan dalam sistem kerja dan job description atau prosedur kerja, formulir-formulir ataupun manual kerja perusahaan. Dalam kondisi ini, semua orang secara otomatis harus patuh menjalani sistem yang ada di perusahaan dan bekerja secara mandiri sesuai ruang lingkup tugasnya.

3.Faktor Atasan

Terkadang orang “terpaksa” mandiri karena memiliki atasan yang banyak memberikan kebebasan kepada bawahan untuk mengexplore kemampuannya. Hal ini mungkin karena rasa percaya terhadap bawahan atau bisa juga karena atasan tidak mau terlibat pada urusan-urusan yang terlalu mendetil. Faktor ini bisa menjadi pendorong seseorang menjadi mandiri.

Dalam konteks yang lebih luas, kemandirian juga bisa didorong oleh faktor keluarga dan lingkungan. Semakin didikte secara berlebihan, orang cenderung menjadi tidak mandiri. Sebaliknya semakin diberikan kebebasan yang disertai penekanan akan rasa tanggung jawab, justru akan semakin mandiri.

Tantangan dalam dunia pekerjaan dan bisnis apabila kita selalu melihat sebagai suatu peluang dan kesempatan, kalau tidak ada tantangan, maka karyawan hanya mengikuti arus dan stuck di posisi yang ada tanpa ada usaha untuk memperbaiki. Jika karyawan tidak mau berkembang, maka akan tersisih dari perkembangan dan perubahan. Selama ini karyawan hanya menyuarakan keluhan-keluhan dalam memperjuangkan haknya. Seharusnya mereka juga memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Karyawan dan perusahaan harus saling bersinergi untuk mencari solusi atas masalah-masalah internal perusahaan serta lebih bijak menggunakan sumber daya yang ada.

Karyawan yang mampu bekerja secara mandiri akan sangat membantu kelangsungan perusahaan. Karena karyawan yang mandiri mampu menyelesaikan problem yang dihadapi tanpa banyak melibatkan atasan dan mampu bekerja dengan inisiatifnya sendiri. Jika dalam internal perusahaan karyawannya sudah demikian, maka bisa jadi tidak sulit bagi perusahaan untuk terus berkiprah dalam persaingan bisnis tahun 2018.


   For Further Information, Please Contact Us!