Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

Tantangan Pengelolaan SDM Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

11 January 2016
Category: HUMAN RESOURCE
Penulis:         Dian Khalisha Dwi Nurhadi, S.M.
Tantangan Pengelolaan SDM Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

“Satu Visi - Satu Identitas - Satu Komunitas” merupakan visi komitmen bersama yang hendak dicapai oleh ASEAN di tahun 2020. Namun berdasarkan hasil KTT ke-12 ASEAN, disepakati pembentukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dipercepat menjadi tahun 2015. Bagaimana dengan para pelaku usaha di Negara ASEAN? Mampukah kita bertahan dan memenangkan persaingan di tengah gejolak adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini?

Tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN. Dengan dibentuknya MEA, diharapkan segala permasalahan di bidang ekonomi Negara ASEAN dapat teratasi, dan untuk di Indonesia diharapkan krisis ekonomi seperti yang pernah terjadi di tahun 1997 tidak terulang kembali.

Pada dasarnya, pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini memiliki tujuan yang baik. Memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Negara ASEAN seperti faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor budaya dan faktor modal yang masih belum optimal di Negara ASEAN, maka diputuskanlah pembentukan MEA tersebut. Hal ini sebetulnya dapat dilihat sebagai peluang bagi Negara Indonesia untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi dan menjadi Negara yang semakin maju.

Meski MEA dapat dipandang sebagai peluang positif bagi pelaku usaha di Indonesia khususnya, namun tentu terdapat tantangan klasik yang tetap menghantui para pelaku usaha kita. Tantangan terbesar dalam MEA seperti yang disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi yang dikutip dalam swa.co.id adalah bagaimana kita harus “menyerang” bukan “bertahan”. Bagaimana kondisi SDM bangsa bila dibandingkan dengan kemampuan SDM ASEAN lainnya? Untuk mengantisipasi hal ini tentu saja perusahaan perlu lebih mempersiapkan SDM mereka untuk bisa mengembangkan kemampuan yang dimiliki, meningkatkan kinerja maupun kompetensi diri.

Di era MEA ini para pelaku usaha harus berani untuk berbisnis tidak hanya di dalam negeri saja, namun juga di pasar internasional. Apabila perusahaan tidak berani menyerang pasar internasional, maka daya saing kita tidak akan berkembang luas. Pelaku usaha harus berani membuka cakrawala peluang bisnis yang bisa lebih digali dan diraih di luar sana. Oleh karena itu, faktor sumber daya manusia harus lebih dipersiapkan dalam menghadapi tantangan ini. Jangan biarkan SDM bangsa semakin terpuruk dibandingkan dengan SDM ASEAN. Apabila perusahaan mampu mengelola kinerja SDM nya dengan baik dan optimal, maka perusahaan tentu bisa tetap berkembang dan memiliki SDM yang kaya ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan kompetensi, sehingga mampu memberikan sumbangsih hasil kinerja yang memuaskan untuk meraih peluang yang lebih luas di luar sana.

Salah satu cara yang perlu dilakukan adalah dengan menyusun dan mengimplementasikan pengukuran kinerja menggunakan Key Performance Indicator (KPI). Mengapa Key Performance Indicator (KPI)? Karena KPI merupakan salah satu tolak ukur kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja dengan menggunakan Key Performance Indicator (KPI) dapat memberikan informasi kepada perusahaan tentang sejauh mana pencapaian kinerja masing-masing SDM di perusahaan, menunjukkan aspek kinerja mana yang lemah dan perlu diberikan pembekalan agar semakin baik, maupun aspek kinerja yang unggul dan perlu terus dipertahankan serta dikembangkan. Oleh karena itu, perusahaan mampu memberikan pengelolaan terhadap SDM mereka secara tepat sesuai kebutuhan mereka masing-masing.

Lebih lanjut, perusahaan yang menerapkan Key Performance Indicator (KPI) sebagai alat ukur kinerja perusahaan maupun SDM, dapat memiliki dasar pemberian reward and punishment yang adil dan lebih objektif. Pemberian reward and punishment merupakan salah satu cara untuk menarik karyawan di perusahaan saling berpacu meningkatkan kinerja yang dihasilkan sehingga bisa memperoleh reward yang diharapkan atau terhindar dari punishment perusahaan.

Pengelolaan SDM melalui penilaian kinerja Key Performance Indicator (KPI) diterapkan dengan merumuskan target masing-masing indikator kinerja kritikal yang harus dicapai oleh SDM. Dalam kurun waktu 3-6 bulan periode perhitungan, perusahaan harus menentukan action plan terhadap hasil yang ditunjukkan dari penerapan Key Performance Indicator (KPI), misalnya dengan meningkatkan target yang selama ini sudah diraih secara continuous dan bertahap. Dengan demikian, SDM perusahaan akan terdorong untuk terus meningkatkan upaya yang dilakukan sehingga bisa mencapai target yang dusah ditentukan. Pada akhirnya performa perusahaan akan juga ikut meningkat seiring dengan meningkatnya kinerja SDM yang dimiliki dari waktu ke waktu. Bila SDM sudah mampu memberikan kinerja yang unggul, secara otomatis mampu mendukung perusahaan untuk membuka peluang bisnis yang lebih luas di kancah internasional menghadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) seperti saat ini.

   For Further Information, Please Contact Us!