Articles

Read the articles about accounting,internal audit, tax, human resource,information and technology.

METODE LIFO TIDAK DIPERBOLEHKAN DALAM PAJAK

13 April 2019
Category: TAX
Penulis:         Elly Yuliana S.P., S.E., BKP
METODE LIFO TIDAK DIPERBOLEHKAN DALAM PAJAK

Dalam menghitung laba/rugi, terdapat komponen harga pokok penjualan (HPP), dimana HPP ini terkait dengan adanya penggunaan persediaan apakah digunakan untuk produksi ataupun dijual secara langsung.

Dalam penggunaan tersebut, untuk menghitung persediaan yang digunakan adalah dengan beberapa metode. Metode tersebut adalah:

    1.Metode FIFO (First In First Out)

    Metode ini menganut prinsip barang yang pertama kali dicatat masuk akan dijual dahulu. Metode FIFO dipakai untuk produk yang memiliki masa kadaluarsa yang pendek. Contoh perusahaan yang memakai metode ini adalah supermarket atau warung yang memiliki bernagai macam jenis produk.

    2.Metode average

    Dalam metode ini perhitungan persediaan akan mencatat laba berdasarkan harga rata-ratanya. Penentuan harga rata-rata dengan menjumlah keseluruhan total pembelian setelah itu membaginya dengan keseluruhan jumlah produk yang ada.

    3.Metode LIFO(Last In First Out)

    Metode ini mencatat barang yang terakhir masuk akan dijual terlebih dahulu.

Setelah mengetahui beberapa metode perhitungan persediaan diatas, kita akan bahas mengapa metode LIFO tidak diperkenankan untuk digunakan dalam perhitungan perpajakan.

Metode LIFO

Tujuan dari metode LIFO adalah untuk mempermudah dalam menata keluar masuknya barang. Ini bisa dilihat bahwa barang yang keluar ketika di gudang adalah barang yang terakhir diterima. Tetapi ini disalahgunakan ketika dalam menghitung laba/rugi suatu perusahaan. Dalam perhitungannya metode ini juga digunakan, biasanya metode ini diterapkan ketika inflasi sedang berlangsung sehingga untuk menutup kerugian atas naiknya harga barang maka didahulukan barang yang terakhir masuk untuk dijual, walaupun barang yang dijual adalah barang yang pertama kali masuk.

Adanya barang yang dijual adalah barang yang diterima terakhir mengakibatkan laba/rugi yang dihasilkan akan menunjukkan angka yang lebih rendah, sehingga metode LIFO digunakan untuk memanipulasi laba perusahaan. Penggunaan metode ini dapat dikatakan untuk memperkecil laba perusahaan. Alhasil dengan kecilnya laba maka pajak yang ditanggung perusahaan juga akan jauh lebih kecil. Tentunya hal ini dapat mengurangi pendapatan negara.

Untuk memahami lebih jauh pengaruh metode LIFO ini maka berikut contoh soal yang digunakan dengan membandingkan metode LIFO dan FIFO serta Average.

Bapak Adi memiliki transaksi persediaan pada 2018 yakni sebagai berikut:

1.14 Juli dilakukan pembelian 100 unit @Rp.1.000

2.18 Juli dilakukan pembelian kembali 200 unit @Rp.2.000

3.20 Juli dibeli 75 unit dengan harga Rp.1.500

4.Pada akhir Juli diketahui persediaan hanya ada 50 unit saja

5.Setiap barang dijual dengan harga Rp.2.500 per unitnya

Metode FIFO

100 unit @ Rp.1.000

Rp.100.000

200 unit @Rp.2.000

Rp. 400.000

25 unit @Rp. 1.500

Rp. 37.500

50 unit yang tidak terjual @Rp.1.500

Rp. 75.000

Jumlah persediaan terpakai dengan menggunakan metode FIFO ialah Rp. 100.000+ Rp.400.000 + Rp.37.500= Rp.437.500

Metode Average

100 unit @ Rp.1.000 + 200 unit @Rp.2.000+75 @Rp.1500

Rp. 612.500

Harga rata-rata per unit ialah Rp.612.500 : 575= Rp.1.065

50 unit yang tidak terjual @Rp.1.065

Rp. 53.250

Menurut metode rata-rata nilai persediaan yang terjual ialah 525 unit x Rp.1.065 = Rp.559.125

Metode LIFO

75 unit @ Rp.1.500

Rp.112.500

200 unit @Rp.2.000

Rp. 400.000

50 unit @Rp.1.000

Rp. 50.000

50 unit yang tidak terjual @Rp.1.000

Rp. 50.000

Jumlah unit yang terjual

Rp.112.500+Rp.400.000+Rp.50.000 = Rp.562.500

Jika diimplementasikan dalam laporan rugi maka hasilnya akan sangat jelas terlihat sebagai berikut:

Metode

FIFO

Average

LIFO

Pendapatan

Rp.812.500

Rp.812.500

Rp.812.500

Harga Pokok Penjualan

Rp.437.500

Rp.559.125

Rp.562.500

Laba Sebelum Pajak

Rp.375.000

Rp. 253.375

Rp. 250.000

Setelah melihat contoh kasus diatas akan sangat terlihat bahwa dibandingkan metode average maupun FIFO laba yang dihasilkan paling kecil ialah dengan menggunakan metode LIFO. Hal inilah yang menyebabkan pajak tidak memberlakukan metode ini dalam penilaian persediaan dalam laporan keuangan.

***

   For Further Information, Please Contact Us!